Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi studi tentang penyebab penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab penyakit - tumbuhan inang dan lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam populasi tumbuhan tersebut di suatu daerah disebut epidemiologi.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit tumbuhan dikelompokkan dalam:
penyakit yang disebabkan oleh penyebab non hidup (abiotik), penyakit demikian bersifat tidak menular (noninfectious), dan
penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jasad hidup (biotik), yang bersifat menular.
Penyebab penyakit abiotik antara lain adalah kekurangan unsur hara, suhu yang sangat rendah ataupun sangat tinggi, pencemaran (polusi). Penyakit tumbuhan biotik antara lain adalah jamur (fungi), bakteri, fitoplasma, virus, nematoda, serangga dan tumbuhan parasitik.
Di Indonesia, kegiatan penelitian penyakit tumbuhan telah berlangsung sejak era penjajahan Belanda (Hindia Belanda). Penelitian banyak ditujukan pada penyakit tanaman perkebunan yang diusahakan oleh Belanda, antara lain tebu, tembakau, karet, kopi, kakao dan lain-lain.
Peneliti dalam bidang ilmu ini kebanyakan adalah orang-orang Belanda, sehingga saat awal kemerdekaan terjadi kekurangan tenaga peneliti. Salah satu ahli ilmu penyakit tumbuhan pada awal kemerdekaan adalah Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwijaya, seorang Guru Besar pada Fakultas Pertanian Universitas Indonesia di Bogor yang sekarang menjadi Institut Pertanian Bogor. Selanjutnya jumlah ahli ilmu penyakit tumbuhan makin bertambah banyak, dan pada tanggal 3 - 5 Agustus 1970 mengadakan pertemuan di Perkebunan Teh Pagilaran (milik UGM, dan membentuk organisasi profesi bernama Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI).
Setiap dua tahun PFI menyelenggarakan Kongres dan Seminar Ilmiah; kongres terakhir pada tahun 2003 diselenggarakan di Purwokerto, Jawa Tengah. Pendiri organisasi yang saat ini masih ada kebanyakan telah purna tugas, mereka antara lain adalah Prof. Dr. Ir. Haryono Semangun (Guru Besar Emeritus Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Sutrino Hadi (Guru Besar Emeritus Institut Pertanian Bogor) dan Prof. Dr. Mien Achmad Rifai (Guru Besar Universitas Indonesia).
source: www.wikipedia.com
No comments:
Post a Comment