Pada mulanya, kegiatan pertanian dikenal secara alami sejak zaman Batu. Pada masa itu, manusia memulai kegiatan pertanian tanpa pengajaran dan pengetahuan, dalam artian mereka melakukan kegiatan bercocok tanam dengan sendirinya karena dorongan rasa pemenuhan rasa lapar. Seiring dengan perubahan zaman dan budaya, bercocok tanam bukan hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan saja, tetapi juga lebih diarahkan kepada kebutuhan sebagai mata pencaharian ekonomi ataupun penghasilan tambahan dalam hidup.
Dalam skala yang sangat besar, kebutuhan pangan menjadi prioritas utama di seluruh dunia. Indonesia menjadi salah satu negara agraris yang berpotensi menjadi negara produsen komoditas pertanian. Dalam perkembangannya, Indonesia mampu menjadi negara produsen dan mampu berswasembada pangan. Namun penurunan dan penyusutan terus saja terjadi dari berbagai aspek kendala. Petani semakin terpuruk akibat langkanya persediaan pupuk nasional serta turunnya harga komoditi pertanian. Selain itu pula, serangan hama penyakit dan bencana alam semakin menekan posisi para petani di Indonesia. Lahan pertanian semakin menyusut, digantikan oleh lahan perumahan.
Di suatu kesempatan, kami bersama-sama mencoba menyediakan wadah bagi petani di suatu daerah di wilayah Desa Sukagalih, Megamendung, Bogor Jawa Barat. Kebanyakan petani daerah Sukagalih merupakan petani penggarap. Di daerah tersebut, kami melakukan survei, pengamatan dan tanya jawab dengan beberapa petani. Sebagian besar petani di Desa ini merupakan petani sayuran, seperti tomat, cabai, brokoli, sawi, tanaman hias dan obat dan sedikit yang membuka sawah dan jagung. Pada lahan yang lebih tinggi, banyak pengusaha tanaman hias dan sayuran organik membuka lahan organik yang komoditasnya lebih banyak disalurkan ke Jakarta.
Tidak banyak kegiatan penyuluhan yang masih aktif dan kontinyu dilakukan. Padahal begitu banyak potensi lahan pertanian dan hasil komoditinya yang dapat membantu petani. Kami sempat berbincang dengan salah satu ketua kelompok tani yang tentunya masih aktif mengadakan kegiatan dan forum pertanian. Kelompok tani biasanya menyediakan wadah bagi para anggotanya, baik petani pemilik ataupun penggarap untuk saling berbagi pengalaman dan informasi. Dalam kenyataannya dari beberapa kelompok tani yang terbentuk, hanya ada beberapa saja yang masih aktif mengadakan kegiatannya.
Bersambung ...
No comments:
Post a Comment