Saturday, March 22, 2008

Skoliosis: yang sering diabaikan

Skoliosis merupakan salah satu bentuk kelainan pada tulang belakang, bukan penyakit keturunan dan lebih banyak menyerang kaum wanita. Kata “skoliosis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “melengkung”, dan sudah dikenal sejak 400 tahun SM.
Setelah tahun 1895, sinar rontgen ditemukan oleh Wilhelm Konrad Roentgen, semakin memudahkan para ahli untuk terus meneliti kelainan tulang ini. Tulang belakang manusia adalah salah satu bagian tubuh yang sangat penting dalam menunjang postur tubuh. Selain itu, tulang belakang juga mempunyai fungsi sebagai tempat berjalannya syaraf dan akar-akarnya.

Gejala dan Keluhan
Dalam keadaan normal, pada posisi tubuh tegak, jika dilihat dari belakang maka tulang belakang akan terlihat lurus mulai dari leher sampai dengan tulang ekor. Namun, pada penderita skoliosis, tulang belakang ini tampak tidak lurus/ bengkok ke arah kiri atau kanan pada bagian dada dan atau pinggang.
Sebagian ahli berpendapat bahwa skoliosis tidak diketahui dengan jelas apa penyebabnya. Namun secara nyata terlihat bahwa sebagian besar diderita oleh anak-anak gadis remaja pada masa pubertas usia 11-16 tahun. Pada tahap awal perkembangan, kelainan tulang skoliosis ini tidak menimbulkan tanda-tanda/ keluhan sama sekali bagi penderitanya. Gejala awal hanya dapat terlihat jika si penderita melepas pakaian dan diamati dari belakang oleh orang lain.
Karena tidak menimbulkan keluhan sama sekali pada tahap awalnya, maka pada umumnya si penderita tidak mempedulikan postur tulang belakangnya. Namun pada tahap perkembangan lebih lanjut, penderita akan mengeluh sakit punggung, cepat lelah, pegal-pegal, mudah sesak nafas, dan kelainan bentuk tulang belakang yang sudah mulai terlihat, di antaranya postur bahu kiri dan kanan yang tidak sama tingginya.

Perkembangan Keluhan
Ada 3 kemungkinan perkembangan bagi penderita skoliosis. Pertama, tulang belakang akan semakin lurus dengan semakin berjalannya proses pertumbuhan tulang. Kedua, kelainan skoliosis tersebut menetap, sehingga tulang belakang si penderita tetap bengkok sampai masa tuanya. Ketiga, skoliosis terus menyerang dan bertambah parah menimbulkan berbagai komplikasi.
Komplikasi yang sering timbul diantaranya terjadinya sesak nafas akibat menurunnya fungsi paru-paru; postur tubuh yang kurang ideal, hingga terganggunya proses persalinan karena terhambat adanya lengkung di daerah punggung serta penurunan pernafasan.
Pengobatan yang dilakukan biasanya melalui latihan (exercise) berbagai gerakan penguat tulang belakang, alat bantu penyangga tubuh, hingga operasi. Namun, ada baiknya jika kita mulai membiasakan makan sayur-sayuran berkalsium seperti brokoli, serta membiasakan diri untuk berolahraga dan memposisikan tulang belakang selalu pada kondisi tegak, terutama pada saat melakukan aktifitas yang monoton.

No comments: