Sunday, June 15, 2008

Prahara Kematian 2

Namun akhirnya pengembaraan pun segera dijalankan. Satu deni satu muridnya bergerak. Dan setapak demi setapak pengembaraan terus dijelang.

Setelah berhari-hari melakukan pengembaraan, tibalah sang guru bersama murid-muridnya di sebuah kota. Ketika sampai di kota itu, kota selanjutnya sudah dikuasai oleh raja yang zalim.

Raja kejam dengan pasukannya yang kuat menangkapi semua orang yang masuk ke kota itu. Dan siapa pun harus dipenggal karena dianggap melanggar peraturan yang dibuatnya sendiri.

Ketika melihat rombongan sang guru sufi, sang raja kemudian memerintahkan pasukannya agar menangkap mereka: “Tangkap orang yang lemah lembut itu dan bawa dia untuk diadili di tengah-tengah alun-alun kota. Aku ingin menghukumnya sebagai seorang penjahat!”

Tidak ada kalimat yang terucap, kecuali: “Siaaa…..ap, paduka raja!” Mereka kemudian menangkapi orang-orang yang ada di jalanan, salah satunya seorang murid guru sufi.

Namun kemudian sang guru sufi mengikuti muridnya yang dibawa para tentara itu menuju rajanya. Genderang ditabuh, suasana riuh. Dan orang-orang penduduk kota itu pun semua berkumpul. Mereka paham kalau genderang yang didengar adalah isyarat kebiadaban dan kematian.

Lalu sang murid itu dilempar ke hadapan sang raja, dan rajapun berkata: “Sebagai contoh, kamu akan saya hokum sebagai seorang penjahat, agar penduduk tahu kalau saya tidak akan membiarkan pemberontakan dan pelarian.”



bersambung...

No comments: